Monday, May 23, 2016

Ramuan Pembasmi Hama Tanaman Cabe

Ramuan Pembasmi Hama Tanaman Cabe


Ramuan Pembasmi Hama Tanaman Cabe
Hama Tanaman
Pendekatan pengendalian serangga perusak tanaman (hama) seharusnya lebih kepada tata cara alami, dimana cara ini diyakini lebih beradab dan mampu menjaga ekosistem lingkungan sesuai dengan aslinya, mengenal istilah-istilah Biologi dalam perlakuan serangga hama ini juga penting, sebagaimana yang telah kami bahas sebelum ini, yakninya tentang Biological Control dan Parasitoid.

Berikut ini kita masih membahas tentang pengendalian serangga dengan cara yang beradap tadi, hasil pembacaan analytic kami, blog sederhana ini (menanam-tanaman - panduan singkat bercocok tanam) dikunjungi oleh berbagai Negara di dunia, seperti Amerika, Rusia, Eropha, Qatar dan Negara bagian benua amerika lainnya, dunia internasional yang kami kira sudah sangat lebih dahulu dibanding Indonesia soal tata kelola tanaman, ternyata masih membutuhkan artikel-artikel dasar tentang tanaman, kesimpulan besar yang kami dapati dari kunjungan berbagai Negara ini adalah, bahwa ternyata petani-petani di dunia luar sana (diluar indonesia) juga mengalami nasib yang sama dengan petani-petani Indonesia.

Nasib yang sama tersebut paling tidak soal mengendalikan hama dan penyakit tanaman ini, manakala Negara-negara maju sudah berdaulat dengan teknik kimiawi dalam budidaya tanaman, tampaknya mereka juga terus mengalami pertikain dengan serangga-serangga ini, pembahasan singkat kita tentang “Ramuan ampuh pengendali serangga penghisap” kali ini, kami harap turut pula membantu petani-petani kita di Negara-negara lain, sebelum kita lanjutkan ada perlunya kami memberitahukan kepada anda, bahwa “Ramuan rahasia” ini kami intip dari usaha pertanian organic yang dilakukan oleh IPO (Institute Pertanian Organik) Aie angek, kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dimana ramuan ini terlebih dahulu sudah diteliti oleh IPO dan sudah diterapkan dalam usaha pertanaman, karena kami meyakini ramuan ampuh ini bermanfaat untuk pertolongan petani-petani di belahan alam semesta ini, maka kredit penghargaan patut kita berikan kepada IPO Aie Angek, baiklah untuk mempersingkat waktu kita langsung saja kepada ramuannya.

Untuk membuat ramuan ini persiapan yang perlu dilakukan adalah :
1. Alat-alat
Timbangan, gelas ukur, kertas label, saringan, lesung dan alu, sarung tangan, pisau, baki, baskom, ember, botol atau jeriken sebagai wadah penyimpanan.
2. Bahan-bahan
Daun durian 5 ons, daun sirsak (Annona sp) 5 ons, daun sirih (Piper bettle L) seperempat ikat, daun cengkeh (Eugenia aromatic L) 5 ons, serai harum (Cymbopogon citratus) 4 ons, daun sicerek 4 ons, daun mahoni (Switania mahoni ) 5 ons, daun kulit manis 5 ons, garam seperempat ons, urine kambing 4 liter.
3. Cara pembuatan
Semua bahan ditumbuk satu persatu, bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam urine kambing, rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak tersebut disaring dan ditambahkan garam, berikutnya simpan dalam botol atau jeriken, jangan lupa beri label yang berisi tentang ramuan dan tanggal pembuatan.
4. Cara menggunakannya (aplikasi)
  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki sprayer.
  • Penyemprotan dilakukan pada tanaman, terutama pada bagian pucuk, kemudian bagian atas dan bawah daun.
  • Aplikasi pada tanaman ini dilakukan selama 2 kali seminggu, sampai populasi kutu penghisap dinilai tidak membahayakan lagi.
Demikian tadi pembahasan kita tentang ramuan ampuh pengendali serangga penghisap, jika anda berhasil mengendalikan serangga penghisap dengan menggunakan ramuan ini, dengan senang hati kami berharap, anda memberitahukan kepada petani-petani lainnya yang sedang mengalami “intimidasi sosial” oleh serangga-serangga penghisap ini, sekian dari kami, selamat mencoba.
Read more

Cara Membuat Pestisida Nabati dari Bawang Putih

Cara Membuat Pestisida Nabati dari Bawang Putih


Membuat Pestisida Nabati dari Bawang Putih
Pestisida Nabati


Cara kerja pestisida nabati sangatlah spesifik, hal ini juga menjadikannya sebagai suatu pengendalian hama penyakit yang sangat menyenangkan, selain ramah lingkungan juga murah meriah dan tidak sulit untuk mendapatkan bahan-bahannya.

Cara kerja spesifik pestisida nabati diantaranya yaitu:
  1. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
  2. Menghambat pergantian kulit.
  3. Mengganggu komunikasi serangga.
  4. Menyebabkan serangga menolak makan.
  5. Menghambat reproduksi serangga betina.
  6. Mengurangi nafsu makan.
  7. Memblokir kemampuan makan serangga.
  8. Mengusir serangga.
  9. Menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan, keunggulan pestisida nabati adalah:
  1. Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
  2. Relatif aman terhadap lingkungan.
  3. Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
  4. Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
  5. Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
  6. Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Sementara, kelemahannya adalah:
  1. Daya kerjanya relatif lambat.
  2. Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
  3. Tidak tahan terhadap sinar matahari.
  4. Kurang praktis.
  5. Tidak tahan disimpan.
  6. Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

Cara memanfaatkan ekstrak bawang putih untuk pestisida nabati.

Bahan dan Alat :
  • 85 gram bawang putih
  • 50 ml minyak sayur
  • 10 ml deterjen/sabun
  • 950 ml air
  • Alat penyaring
  • Botol
Cara Pembuatan :
Campurkan bawang putih dengan minyak sayur. Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata. Simpan dalam botol paling lama 3 hari.

Cara Penggunaan :
Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari

OPT Sasaran :
Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknos, embun tepung

Cara membuat ekstrak bawang putih

Bahan dan Alat :
  • 2 siung bawang putih
  • Deterjen/sabun
  • 4 cangkir air
  • Alat penumbuk/blender
  • Alat penyaring
  • Botol

Cara Pembuatan :
Hancurkan bawang putih, rendam dalam air selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Saring. Masukkan dalam botol

Cara Penggunaan :
Tambahkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 9 air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang ada pagi hari

OPT Sasaran :
Cendawan

Membuat Ekstrak minyak bawang putih

Bahan dan Alat :
  • 100 gram bawang putih
  • 2 sendok makan minyak sayur
  • 10.5 liter air
  • 10 ml deterjen/sabun
  • Deterjen

Cara Pembuatan :
Hancurkan bawang putih. Rendam dalam minyak sayur selama 24 jam. Tambahkan ½ liter air dan deterjen. Aduk hingga rata. Saring

Cara Penggunaan :
Tambahkan 10 liter air kedalam larutan. Aduk hingga merata. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari

OPT Sasaran :
Hama kubis, belalang dan kutu daun

Membuat Minyak bawang putih

Bahan dan Alat :
  • 50 ml minyak bawang putih
  • 950 ml air
  • 1 ml deterjen/sabun
Cara Pembuatan :
Tambahkan sabun ke dalam minyak bawang putih. Aduk hingga rata. Tambahkan air. Aduk

Cara Penggunaan :
Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari

OPT Sasaran :
Ulat buah tomat, Ulat penggerek umbi kentang, Wereng padi, Nematoda
Read more

Cara Mengolah Limbah Rumah Tangga Menjadi Kompos Berkualitas

Cara Mengolah Limbah Rumah Tangga Menjadi Kompos Berkualitas

Limbah Rumah Tangga Menjadi Kompos Berkualitas
Limbah Rumah Tangga

Limbah tidak saja dihasilkan oleh industri skala besar, rumah-rumah penduduk juga menghasilkan limbah, pengelolaan limbah tidak pula harus yang dihasilkan oleh sebuah industri pabrik, limbah rumah tangga juga bisa dimanfaatkan namun untuk limbah yang satu ini jarang sekali orang memanfaatkannya, apalagi membuatnya menjadi kompos.

Sebelum membuat limbah menjadi kompos hal pertama yang perlu diperhatikan adalah, bahwa limbah rumah tangga yang akan diolah tersebut merupakan limbah yang bisa terurai (organik), seperti sisa sayuran, kulit buah-buahan, kayu dan lain sebagainya, limbah yang tidak bisa terurai seperti sampah plastik atau sisa-sisa pekerjaan besi atau alumunium bisa dijual kepada "Pembeli limbah non organik".

Cara memanfaatkan limbah rumah tangga ini tergolong sangat mudah, dan manfaatnya sangat banyak ketika limbah rumah tangga sudah menjadi kompos, salah satu manfaat yang bisa kita petik adalah, dengan kompos yang berasal dari limbah rumah tangga anda tidak perlu repot lagi membeli pupuk untuk bunga kesayangan anda, selain itu jika jumlah produksinya sudah banyak kompos tersebut bisa pula dimanfaatkan sebagai pupuk di kebun, hasilnya terbukti sangat manjur dan ramah lingkungan.

Salah satu organisasi masyarakat yang sudah membuktikan kompos dari limbah ini bisa anda saksikan di Kabupaten Dharmasraya, tepatnya di Kecamatan Sitiung, kelompok yang menamakan dirinya P3L (Perhimpunan Petani Peduli Lingkungan) Dharmasraya, semua limbah yang berasal dari sampah pasar dimanfaatkan oleh kelompok ini menjadi kompos, dan di manfaatkan sebagai pupuk di areal persawahan atau perkebunan anggota kelompok.

Bagaimana caranya memanfaatkan limbah rumah tangga ini menjadi kompos, mari kita simak pembahasannya.

Limbah Rumah Tangga Menjadi Kompos
Cara Pembuatan Kompos

Cara memanfaatkan limbah rumah tangga.

  1. Sediakan limbah rumah tangga anda, seperti sisa-sisa potongan sayur, cabai, bawang dan sebagainya, kemudian kulit buah-buahan, sisa-sisa masakan, dan barang sisa lainnya yang bisa terurai seperti potongan kayu,kertas dan lain-lain. 
  2. Semua sisa tersebut dikumpulkan, jika anda merasa kurang banyak anda boleh mengumpulkannya dalam waktu seminggu, intinya sesuai dengan banyaknya limbah rumah tangga yang anda hasilkan.
  3. Setelah semua sisa tersebut dikumpulkan menjadi satu, buatlah lubang seukuran 4x 5 m dipekarangan belakang rumah anda, atau ditempat khusus yang sudah anda sediakan.
  4. Masukkan semua limbah yang sudah anda kumpulkan tadi kedalam lubang tersebut. 
  5. Jika anda ingin limbah rumah tangga anda cepat menjadi kompos, anda bisa menambahkan senyawa kimia seperti EM4 atau senyawa herbafarm yang sifatnya menguraikan dengan cepat, tapi jika anda ingin hasilnya benar-benar alami jangan berikan campuran apapun didalam lubang komposnya.
  6. Setelah semua limbah rumah tangga dimasukkan kedalam lubang yang sudah disediakan tadi, tutup lubang tersebut dengan tanah, lamanya penutupan lubang tergantung pula pada perlakuan anda pada nomor 5 diatas, jika anda menggunakan senyawa kimia sebagai pengurai waktu yang anda butuhkan lebih kurang dua sampai tiga minggu, jika perlakuan kompos anda tanpa campuran senyawa kimia pengurai, maka anda membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama yakni sekitar tiga sampai empat bulan.
Limbah Rumah Tangga Menjadi Kompos
Setelah anda yakin limbah rumah tangga anda terurai dalam lubang kompos, anda tinggal menggalinya kembali, kemudian masukkan kedalam karung atau wadah yang sudah anda persiapkan, nah sampai tahap ini kompos anda siap untuk digunakan, sekarang anda tinggal memberikannya kepada tanaman yang membutuhkan.


Read more

Bahaya Kimia dan Pestisida untuk Sayuran

Bahaya Kimia dan Pestisida untuk Sayuran


Bahaya Kimia dan Pestisida untuk Sayuran
Pestisida Warning

Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan paling baik untuk kesehatan kita, buah-buahan mengandung zat gizi vitamin dan mineral yang sangat penting untuk metabolisme tubuh dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit dan infeksi.

Sayuran mengandung serat dan vitamin, serat penting untuk memudahkan proses buang air besar atau defikasi, dan mencegah kanker pada saluran pencernaan.

Warna yang ada pada buah tidak saja menarik, akan tetapi merupakan pertanda bahwa sayur-sayuran dan buah-buahan tersebut mengandung vitamin yang cukup banyak.

Vitamin pada umumnya sangat mudah rusak atau tidak stabil, penyimpanan yang terlalu lama atau proses pemanasan untuk tujuan pemasakan misalnya, akan banyak menghancurkan vitamin misalnya vitamin C, A, D dan E, perubahan pada warna sayur dan buah sebetulnya menunjukkan tingkat kerusakan vitamin yang ada, dengan demikian mengkonsumsi sayur dan buah dalam keadaan segar akan memberikan zat gizi yang optimal.

Bahaya Pestisida pada makanan
Namun apabila sayur dan buah tidak dicuci bersih justru akan menyebabkan masalah, sayur dan buah bisa saja tidak bersih dan tercemar bahan kimia tertentu, pada sayur yang tidak bersih bisa tercemar oleh tanah, dan kotoran, baik pada saat pemanenan, pengangkutan, penyimpanan, pendistribusian maupun pada proses pemasakan.

Kotoran yang menempel pada sayur bisa saja mengandung senyawa yang beracun atau juga dapat mengandung kuman yang berbahaya bagi tubuh, senyawa beracun yang ada dalam kotoran dari tanah biasanya dari logam berat, disamping itu saat ini pada umumnya petani menyemprot sayur dan buah dengan pestisida.

Suntik buah dengan larutan pemanis buatan
Ada pula buah yang disuntik dengan larutan pemanis buatan dan tidak tertutup kemungkinan dengan zat warna yang tidak diizinkan, disamping itu ada juga pestisida yang masuk atau diserap kedalam sayur, sehingga tidak akan hilang pada saat pencucian.

Hal-hal inilah yang menakutkan bila tidak dicegah atau ditanggulangi dengan baik, konon ada info sayur dan buah yang berasal dari negara kita ditolak oleh pihak pengimport di luar negeri.
Saat ini dengan adanya alat-alat canggih semua jenis pestisida atau senyawa kimia lainnya dapat diketahui dengan mudah dan cepat, walaupun dalam kadar yang sangat kecil. Petani kita tampaknya menggunakan pestisida dengan jumlah dan cara yang kurang tepat.

Berbagai sayur dan buah diketahui mengandung residu (sisa) pestisida, pestisida adalah senyawa kimia atau berupa jasad renik yang penggunaannya ditujukan untuk mengendalikan berbagai hama, hama mengandung pengertian yang luas, ia dapat berupa mikroorganisme atau mahluk kecil seperti jamur, bakteri, virus dan nematoda, atau berupa serangga, tungau, siput, tikus, burung serta hewan atau tumbuhan pengganggu lain yang merugikan.

Pengendalian hama antara lain bertujuan untuk memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma, mematikan daun dan mencegah pertumbuha tanaman yang tidak diinginkan, memberantas atau mencegah hama air, mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk. Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, serta memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Jika sisa pestisida tersebut terlalu banyak dikonsumsi, maka lambat laun akan menumpuk dan dalam waktu jangka panjang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, beberapa masalah yang mungkin akan muncul karena adanya sisa pestisida yang berbahaya jika dikonsumsioleh tubuh terlalu banyak antara lain pemicu timbulnya penyakit kanker, mutasi genetik, dan reaksi alergi serta iritasi. Beberapa pestisida yang dapat bertindak sebagai pencetus penyakit kanker antara lain adalah ; Aldrin, dieldrin, prathion, carbaryl, lindane, DDT, endosulfan, dan formaldehyde.

Pestisida yang dapat memicu mutasi genetik pada tubuh antara lain Fenitrithion, carbaryl, DDT, dicrotovos, captan, dan monocrotophos, sementara beberapa pestisida yang bersifat alergen dan iritan antara lain adalah lindane, malathion, parathion, dan mancozeb.

Pestisida pada buah dan sayur bisa berbahaya bagi janin yang ada dalam kandungan, hamil adalah keadaan yang ditunggu-tunggu oleh pasangan yang baru menikah, kehadiran sang buah hati merupakan kebahagiaan yang tiada taranya bagi kebanyakan orang, sudah barang tentu si buah hati yang diinginkan adalah yang lengkap semua organ dan anggota tubuhnya serta sehat dengan tumbuh kembang yang baik. Memilih makanan sehat merupakan syarat mutlak untuk tumbuh kembang janin, buah dan sayur penting bagi kesehatan tubuh, apalagi bagi ibu hamil, menyusui sekaligus untuk janin atau bayinya, bila sayur dan buah mengandung pestisida dimakan oleh ibu hamil atau menyusui akan berbahaya bagi janin atau bayinya, ibu hamil harus memastikan sayuran yang dimakannya bebas dari pestisida dan bersih dari kotoran sebelum mengkonsumsinya.

Sayuran dan Buah
Sayur dan Buah
Sayur dan buah yang mengandung pestisida disinyalir sangat mudah dijumpai di pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan, adapun ciri-ciri bahan pangan mengandung sisa pestisida bisa terlihat secara kasat mata, mulai dari tekstur fisiknya yakni tampak lebih mengkilap, licin, menarik dan tidak buruk karena bahan pangan, seperti sayur dan buah juka sudah tersemprot pestisida tidak akan berulat, hal ini sangat jauh bebeda dengan sayur organik yang biasanya cepat busuk dan layu jika sudah dipetik dari batangnya dalam jangka waktu hitungan hari atau jam.

Jikalau ada bahan pangan organik, sebaiknya anda pilih saja yang organik ketimbang memilih bahan pangan yang bagus, karena bahan pangan yang dipupuk dengan pupuk kimia juga berbeda dengan bahan pangan yang dipupuk secara organik, apabila buah tampak licin dan mengkilat sebaiknya dihindari, hal ini menunjukkan buah tersebut sudah dilapisi dengan senyawa yang sukar dan tidak bisa larut air. Buah seperti ini seharusnya dicuci bersih, sayur yang semua daunnya terlihat bagus berkemungkinan sudah disemprot dengan pestisida, lebih baik memilih sayur yang sedikit berulat atau tampak bekas dimakan ulat. Bila sayur atau buah memberikan rasa yang aneh yang mungkin berasal dari pestisida atau senyawa kimia lainnya segera hentikan dan amati gejala yang timbul bagi penggunanya.

Gejala-gejala tersebut bisa berupa kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, berkeringat banyak, mual, mencret, gemetar, bahkan sampai pingsan, gejala demikian ini lebih sering muncul pada petani yang menggunakan pupuk pestisida, apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul segera lakukan pertolongan pertama dan pergilah ke puskesmas, rumah sakit atau dokter terdekat.
Read more

Rahasia Membuat Tanaman Cabe Tumbuh Sangat Lebat

Rahasia Membuat Tanaman Cabe Tumbuh Sangat Lebat


Tanaman Cabe Tumbuh Sangat Lebat
Cabe

Musim ramadhan tahun ini hampir semua harga kebutuhan pokok melunjak naik, kenaikan tersebut menyengsarakan bagi masyarakat yang bukan petani, dan menjadi suatu kabar gembira bagi para petani cabe, terutama petani yang sedang dalam tahap panen hingga lebaran nanti, nah khusus bagi anda petani cabe, bagaimana caranya agar buah cabe anda tumbuh rimbun dan banyak berikut kita coba bahas.

Tanaman cabe adalah merupakan tanaman yang mudah tumbuh dimana saja, tanaman yang masih tergolong dalam keluarga "Solanacearum" ini, tidak terlalu banyak tuntutan untuk tumbuh asalkan kita rajin menyediakan air pada area pertanamannya, maka ia akan tumbuh dengan subur, apalagi jika dalam penanamannya dilakukan dengan cara organic atau ramah lingkungan.

Rahasia bagaimana cara membuat tanaman cabe anda berbuah sangat lebat, dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1. Ketersediaan Air dan Unsur Hara


Pengalaman saya beberapa kali menindaklanjuti penyelamatan lahan cabe yang sudah kritis, persoalan utamanya kebanyakan terletak pada kurangnya air, ketika tanaman cabe sudah memunculkan buah terkadang kita sudah percaya diri, padahal sesungguhnya pada saat itu cabe membutuhkan air yang cukup untuk melakukan pertumbuhan.

Demikian juga halnya dengan unsur hara, areal pertanaman cabe yang terlalu banyak diperlakukan secara kimia, besar kemungkinan unsur hara tanahnya banyak tertutupi oleh kadar kimia tersebut, disamping itu penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki unsur hara tanah juga kurang bagus untuk kesehatan, demikian juga halnya dengan penggunaan pestisida kimia, juga sama buruknya untuk kesehatan sayuran,  bahaya unsur kimia dan pestisida kimia pada sayuran akibat penggunaan berlebihan, dapat anda baca selengkapnya di artikel yang ini "Bahaya kimia dan pestisida untuk sayuran".

Untuk membuat tanaman cabe anda berbuah sangat lebat, sebisa mungkin perlakukanlah tanah dan tanaman anda dengan cara organik, caranya juga tidak terlalu rumit, hanya dengan menggunakan pupuk kompos maka tanah dan tanaman anda akan tumbuh dengan baik, selain itu untuk mendapatkan pupuk kompos berkualitas juga paling mudah, bahkan dengan limbah rumah tangga pun anda sudah bisa menciptakan pupuk kompos berkualitas tinggi, simak pembahasan kami tentang pemanfaatan limbah rumah tangga untuk kompos pada artikel "Cara mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos berkualitas".

2. Jangan Menggunakan Pestisida Kimia


Pestisida kimia sebenarnya tidak membasmi serangga hama, karena sesungguhnya pestisida kimia hanyalah menciptakan bentuk pertahanan baru bagi hama serangga, bahkan pestisida kimia juga mempercepat terjadinya pembuahan pada telur serangga hama, anda bisa membuat pestisida nabati dengan cara yang sangat sederhana dan mudah, bahan-bahannya juga cukup tersedia disekitar lingkungan anda, tidak ada salahnya anda mencoba membuat pestisida alami dari bawang putih, caranya bisa anda temukan pada artikel kami di link ini "Cara membuat pestisida nabati dari bawang putih".

Dengan memanfaatkan daun-daun tanaman yang biasanya banyak tumbuh disekitar lingkungan anda, anda juga bisa membuat pestisida nabati yang ampuh dan ramah terhadap lingkungan, pestisida nabati khusus untuk membasmi serangga penghisap, jenis kutu-kutuan, dan hama tanaman cabe lainnya, telah kami bahas pada link artikel ini "Ramuan Pembasmi Hama Tanaman Cabe", silahkan dibaca.

3. Penyiangan tanaman cabe


"Nah disinilah letak rahasianya, pada tanaman cabe sangat perlu sekali dilakukan penyiangan, namun penyiangan disini maksudnya tidak membasmi gulma secara keseluruhan, karna gulma juga berperan besar dalam metode pengendalian hama secara hayati pada areal pertanaman cabe, panyiangan yang paling utama diperhatikan adalah pada perakaran dan batang cabe, gulma yang tumbuh dekat perakaran cabe perlu di cabut, kemudian perhatikan daun-daun yang sudah kering dan mati pada bagian pangkal batang, jika terdapat daun-daun yang sudah mati dipangkas saja, demikian juga dengan tunas yang tidak penting sebaiknya dipangkas saja, hal ini karena yang kita fokuskan pada tanaman cabe adalah rimbunnya buah, maka dari itu pemangkasan penting dilakukan".
Selain pemangkasan yang perlu diperhatikan lagi adalah, memangkas buah dan daun yang terserang penyakit, seperti klorosis pada daun, busuk buah atau antraknosa pada buah.

Ketiga pokok diatas adalah rahasia suksesnya, jika anda mengiinkan tanaman cabe anda berbuah rimbun lebat selebat-lebatnya, buah cabe yang lebat menghasilkan produksi buah yang banyak dan harganya juga tinggi, sehingga menguntungkan bagi petani cabe.
Read more

Menanam Cabai Dalam Pot Secara Hidroponik

Menanam Cabai Dalam Pot Secara Hidroponik


Cabai Dalam Pot Secara Hidroponik
Cabai Hidroponik

Tanaman dalam pot yang sering kita jumpai di dirumah sebagai keperluan bumbu dapur adalah cabe. Semua jenis cabe merah dapat di tanam dalam pot, baik cabe rawit, cabe merah kriting, dan paprika. Agar supaya cabe tersebut memiliki hasil yang baik maka sebaiknya tanaman cabe dalam pot ini kita budidayakan secara hidroponik. Menanam cabe dengan sistem hidroponik skala keperluan rumah tangga pasti akan lebih banyak hasilnya dari pada menanam cabe dengan media tanah saja.

Kekurangan menanam cabe secara hidroponik ini adalah di sisi perawatannya karena kita secara rutin harus mengontrol kadar air dan memberi pupuk (nutrisi) secara teratur. Lain halnya dengan menanam cabe pada media tanah saja, dimana akar-akar cabe tersebut dapat menyerap air dan nutrisi dari lingkungannya yang bisa dikatakan tersedia sepanjang waktu dalam kadar yang terbatas.

Cara budidaya cabe dalam pot dengan sistem hidroponik berikut ini langkah-langkah yang dapat kita lakukan:

  1. Siapkan wadah media tanam, wadah ini bisa saja pot bunga, kaleng bekas, ember bekas atau plastik polibek. Wadah ini gunanya hanya untuk menampung media tanam secara hidroponik yang akan kita lakukan.
  2. Siapkan sabut kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu, hancurkan sabut kelapa tersebut hingga ukurannya kecil-kecil (kurang lebih 1/2 cm). Sabut kelapa ini gunanya untuk menyimpan air dan unsur hara untuk tanaman cabe secara hidroponik.
  3. Siapkan serbuk gergaji atau sekam, kegunaanyna sama saja dengan sabut kelapa, kita menambahkannya hanya untuk mendiferfikasi media tanam saja.
  4. Siapkan kerikil, kegunaan kerikil pada sistem tanaman cabe hidroponik adalah untuk menjadi tempat merekatnya akar atau memperkokoh tanaman cabe. Selain kerikil bisa juga digunakan pasir, namun saya lebih menganjurkan kerikil karena kerikil akan lebih memberi space untuk pergerakan akar dalam mencari makanan di sekitar wadah.
Berikut cara menanam cabe secara hidroponik:
  1. Sebelumnya kita asumsikan bahwa bibit cabe telah kita semai sebelumnya di tempat penyemaian.
  2. Isi dasar dari wadah dengan sabut kelapa terlebih dahulu
  3. Selanjutnya isi wadah tanaman cabe hidroponik dengan campuran serbuk gergaji + sabut kelapa + kerikil (dicampur secara merata). Perbandingannya 1:1:1.
  4. Selanjutnya isi lagi wadah dengan sabut kelapa saja
  5. Lapisan terakhir di lapisan paling atas isi wadah dengan kerikil saja, ini untuk mengurangi penguapan pada tanam hidroponik.
  6. Biarkan wadah tersebut di tempat yang teduh selama sehari semalam (sebainya dibawah pohon atau pagar hidup)
  7. Setelah itu siram media hidroponik dengan air yang telah dicampur dengan pupuk dasar. Untuk pupuk dasar saya biasa menggunakan air pupuk kompos yang telah difermentasikan. Siram hingga tingkat kebasahan 60 %, cala mengetahui tingkat kebasahan 60 % cucukan jari anda kedalam media hidroponik tanaman cabe lalu angkat jari tersebut. Jika jari anda basah namun tidak meneteskan air maka itu sudah mendekati kebasahan 60%.
  8. Biarkan pot tersebut selama 3 jam, setelah itu tanam bibit cabe di dalam pot tersebut. Sampai langkah ini kegiatan menanam cabe secara hidroponik telah selesai. Hari-hari berikutnya kegiatan kita hanya mengontrol kadar air dan pemupukan.
Menanam cabe dengan cara hidroponik hasilnya sudah dipastikan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan kita menanam cabe secara tradisional. Menanam secara hidroponik berarti kita melengkapi nutrisi tanaman tersebut secara instan bagi tanaman sehingga semua unsur hara untuk pertumbuhan dapat diserap dengan sempurna, serta dapat mengontrol penyakit yang menyerang tanaman cabe. Cara hidroponik sederhana ini juga bisa dilakukan pada tanaman lainnya seperti tomat, terong.
Selain itu bertanam cabai secara hidroponik, bagi anda yang ingin mengetahui rahasia agar tanaman cabe anda berbuah sangat lebat, silahkan baca tips pada link ini "Rahasia Membuat Tanaman Cabe Tumbuh Sangat Lebat", pendapat salah seorang rekan kami di Kabupaten Dharmasraya yakni Tamarudin Gorat Pasaribu, katanya membudidayakan cabe mengatakan, "Sekolah untuk bertanam cabe seakan tidak ada habis habisnya, selalu saja ada tantangan", analisa beliau betul juga, karena perubahan kondisi iklim dan terciptanya ketahanan alami pada serangga hama, selalu menimbulkan bentuk gejala baru pada penyakit cabe, untuk saran kami sebaiknya anda mulai menerapkan sistem pertanian berbasis organik.


Sumber artikel : https://menanam-tanaman.blogspot.co.id/2013/05/menanam-cabai-dalam-pot-secara.html
Read more

Saturday, May 14, 2016

Perbandingan Hidroponik dengan Organik

Perbandingan Hidroponik dengan Organik


Pasti banyak dari para pembudidaya yang berfikir jika kedua cara budidaya tersebut dibandingkan akan lebih baik yang mana. untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu sedikit mengulas kedua cara budidaya tersebut.

Hidroponik merupakan cara pembudidayaan tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara. Penyediaan unsur hara sepenuhnya dilakukan oleh manusia melalui pupuk. Pupuk yang diberikan mengandung unsur-unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan Organik merupakan cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia atau cara budidaya yang menggunakan bahan-bahan alami.
No
Pembanding
Hidroponik
Organik
1
Kesehatan
Sehat, karena tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang pas
Sehat, karena menggunakan bahan-bahan alami
2
Pencemaran
Tidak, karena tidak ada bahan kimia yang terbuang
Tidak, karena bahan yang digunakan ramah lingkungan
3
Pupuk
Kimia, walaupun dari bahan kimia tetapi tetap sehat karena unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion dan dirubah menjadi karbohidrat oleh tanaman
Alami, sehat karena dari bahan alam. Walaupun dari bahan alam namun unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion sama seperti pupuk kimia
4
Kandungan Pupuk
Tinggi dan lengkap, jumlahnya pas
Rendah dan belum tentu lengkap, karena sifat dari bahan alam
5
Lokasi
Tidak terbatas, bisa dimana saja
Terbatas pada faktor tanah
6
Produktivitas
Tinggi dari sejak awal tanam
Pada awal tanam rendah namun akan terus meningkat
Diatas adalah beberapa perbandingan budidaya Hidroponik dengan budidaya Organik. Namun kedua cara budidaya tersebut pada hakikatnya adalah berbeda karena Organik merupakan budidaya pada tanah dan Hidroponik tanpa menggunakan tanah. Jadi tergantung kebutuhan dan tujuan budidaya anda untuk memilih cara budidaya yang ingin anda lakukan.

Sistem Organik
Sayuran Organik

Sayuran Hidroponik
Sayuran Hidroponik

Read more

Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Teknik Pada Sistem Hidroponik

Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Teknik Pada Sistem Hidroponik

 

Nutrient film technique (NFT)

Nutrient Film Technique (NFT)
Nutrient Film Technique
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam sistem hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.

Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.

Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain :
dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.

Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah :
Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi,

kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi
NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.


Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan lagi ke akar tanaman.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Talang air 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Busa
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Biaya yang dperlukan relatif murah.

Kekurangan alat:
1. Jika salah satu tanaman terserang penyakit maka satu talang tanaman akan terserang juga, bahkan bisa dalam 1 alat semua menjadi tertular.
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja

Wick System

Wick System merupakan alat yang sangat sederhana karena pada prinsipnya hanya membutuhkan sumbu yang menghubungkan antara nutrisi dan media tanam. Air dan nutrisi akan dapat sampai ke akar tanaman dengan memanfaatkan prinsip daya kapilaritas air melalui perantara sumbu.
Media tanam akan terus-menerus basah oleh air dan nutrisi yang diberikan disekitar akar tanaman.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam
2. Sumbu
3. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Biaya alat yang murah.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Tidak tergantung aliran listrik.


Kekurangan alat:
1. Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan dapat kembali lagi sehingga lebih boros.
2. Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur.


Floating / Rakit Apung 

Sistem Floating / Rakit Apung
Floating Sistem

Floating hidroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.

Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).

Sistem Rak Susun
Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa (agar tanaman tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali. Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap terapung dalam larutan nutrisi. Agar pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya dilapisi oleh plastik mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya bak larutan nutrisi dengan penyangganya, biasanya bak penampung ini mempunyai kedalaman antara 10-20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm.

Hal ini ditujukan agar oksigen dalam udara masih terdapat di bawah permukaan styrofoam. Untuk otomatisasi dalam FHS tidak berbeda jauh dengan cara untuk pot culture system.
Floating system merupakan alat yang paling sederhana karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Akar tanaman diberi genangan air dan nutrisi secara terus-menerus. Untuk kebutuhan oksigen tanaman mendapatkannya melalui airstone yang diletakkan didalam air.Atau bisa juga dengan memberikan pompa Aquarium sehingga air dan larutan nutrisi bisa terus bersirkulasi.
Air dan nutrisi yang diberikan akan langsung mengenai akar tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat menyerapnya setiap saat.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Sterofoam
2. Busa
3. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Membutuhkan biaya yang cukup murah.

Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat (airstone).
2. Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.

Ebb and Flow

Ebb and flow atau yang biasa dikenal dengan sistem pasang surut ini merupakan salah satu alat hidroponik yang unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman mendapatkan air, oksigen dan nutrisi melalui pompaan dari bak penampung yang dipompa melewati media kemudian membasahi akar tanaman (pasang), kemudian selang beberapa waktu air bersama nutrisi akan turun (surut) kembali melewati media menuju bak penampungan.
Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam 4. Po t/ Wadah tanaman
2. Pompa akuarium 5. Timer
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Pertukaran oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.

Kekurangan alat:
1. Biaya alat yang agak mahal.
2. Tergantung kepada aliran listrik.
3. Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya.

Drip Irigation

Drip Irigation Sistem

Drip irigation merupakan salah satu jenis alat hidroponik yang sederhana karena pada prinsipnya hanya memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus-menerus sepanjang waktu. Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.

Tanaman mendapatkan nutrisi setiap saat sesuai kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat diatur sehingga tidak akan menggenangi tanaman. Alat ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus-menerus dan sesuai dosis.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Selang air 4. Pot / polybag
2. Pompa akuarium 5. Media tanam
3. Jarum suntik 6. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai airdan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit.
4. Biaya yang dperlukan relatif murah.

Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu padat.
2. Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan media atau penguapan.

Aeroponik

Aeroponik System

Aeroponik termasuk jenis alat yang cukup mahal karena membutuhkan bahan-bahan yang mahal, namun prinsip kerjanya sederhana yaitu air dan nutrisi yang akan diserap tanaman diberikan dalam bentuk butiran kecil atau kabut. Pengkabutan ini berasal dari pompa dari bak penampungan yang disemprotkan menggunakan nozzel sehingga nutrisi yang diberikan akan lebih cepat terserap akar tanaman.

Penyemprotan dilakukan berdasarkan durasi waktu yang diatur menggunakan timer. Penyemprotan dilakukan ke bagian akar tanaman yang sengaja digantung. Air dan nutrisi yang telah disemprot akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.

Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Plastik 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Nozzel
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air

Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Nutrisi lebih mudah diserap tanaman karena diberikan dalam ukuran kecil.

Kekurangan alat:
1. Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja.

Sumber Artikel : Paktani Hidrofarm

Read more

Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Hidroponik

Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Hidroponik


Berikut biaya investasi dan penyusutan peralatan yang diperlukan:

A. Biaya Penyusutan :
  1. Sewa lahan untuk luas 500 m2/musim tanam (1 tahun)
  2. Tendon air 100 liter 10 buah, Penyusutan ± 5 tahun Rp. 1.000 000,-
  3. Tray + pembibitan 1000 buah penyusutan 3 tahun Rp. 350 000,- Pembuatan media tanam dengan pipa pvc 2,5”( Paralon ) 320 batang, Penyusutan 5 tahun Rp. 14. 000 000,-
  4. Net /jaring 100 meter, penyusutan 2 tahun Rp. 1.250 000,-
  5. Pompa air 20 buah, penyusutan 1 tahun Rp. 1.500 000,-
  6. Lain-lain 10% dari total Investasi Rp. 1.800 000,-Total biaya investasi / penyusutan = V

B. Biaya Variabel tidak Tetap ( biaya produksi ):
  1. Larutan Nutrisi untuk 20 unit modul /media tanam dengan harga member Rp.65 000 x 10 st / 10 000 ltr = Rp. 650 000.-
  2. Pemakaian listrik / bulan
  3. Rockwool media semai/tanam dengan harga member 8 slab x 55 000 = Rp. 440 000.-
  4. Pestisida nabati
  5. Air
  6. Benih untuk 20 modul tergantung benih Rp.
  7. Tenaga kerja pengawas 2 orang x Rp 1.000 000 = Rp. 2.000 000,-
Total biaya Tetap = W
Biaya produksi awal = V + W

C. Bunga Pinjaman
5% dari biaya produksi = 5% x (V + W) = x

D. Biaya tak Terduga
5% dari biaya produksi awal = 5% x (V + W) = X
Jadi, total biaya produksi = ( V + W ) + 2X

E. Panen Total / Tahun
Setiap modul rata-rata mampu memproduksi sayuran sebanyak 416 tanaman, jika pertanaman memiliki berat 200 gram saja berarti 200 gr x 416 = 83 200 gram atau 83,2 kg. untuk satu kali panen selama ± 35 hari.

F. Hasil produksi :
Dalam sistem hidroponik NFT penanaman menggunakan cara rotasi sehingga diharapkan dapat menghasilakan sayuran segar dengan panen tiap hari. Jadi jika jumlah 20 modul sudah bisa menghasilkan sayuran segar selama 1 bulan 83,2 kg x 20 = 1664 kg.

G. Keuntungan :
Jika dalam 1 kg sayuran seharga Rp. 5000 dengan menjual langsung pada konsumen, maka Rp. 5000 x 1664 kg = Rp. 8.320 000.- dalam satu bulan.
Hitungan dalam 1 tahun = Rp. 8 320 000 x 12 bulan = Rp. 99.840 000,-
Kotornya Rp. 99.840 000,-

Dalam 1 tahun BEP
Budidaya sayuran daun secara hidroponik akan kembali modal.
Catatan dengan berjalannya seiring waktu biaya2 diatas bisa berubah dari tahun ketahun.
Sumber dari Paktani Hydrofarm [https://www.facebook.com/H.Agus.Hendra]

Peralatan dan biaya hidroponik

Peralatan dan biaya hidroponik

Read more

Peluang Bisnis Hidroponik Untuk Pemula

Peluang Bisnis Hidroponik Untuk Pemula


Peluang Bisnis Hidroponik Untuk Pemula
Hidroponik
Bisnis Hidroponik adalah budidaya menanam yang memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Namun, justru mengedepankan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Tanaman Hidroponik membutuhkan air lebih sedikit daripada budidaya tumbuhan yang menggunakan tanah sebagai medianya. Karena dengan air terbatas pun budidaya Hidroponik ini tetap dapat efisien, maka cara ini lebih dapat dimanfaatkan dengan lahan yang terbatas.

Berikut 10 alasan kenapa hidroponik sangat prospektif


1. Mudah Dikembangkan
Hidroponik adalah salah satu sistem budidaya tanaman yang sangat mudah untuk dikembangkan. Untuk anda yang akan memulai usaha satu ini, sepertinya layak untuk menjadikan artikel ini sebagai referensi tepat. Dengan potensi pangsa pasar luas, hidroponik pun juga dapat menjadi budidaya kelas yang luar biasa prospeknya. Dengan modal yang dapat di skala bagi masing-masing pemula bagi usaha pengembangan budidaya ini.

2. Hemat Tempat
Untuk lokasinya, anda dapat memanfaatkan lokasi yang sempit sekalipun. Dengan lahan sempit, anda dapat tetap berpeluang sukses dengan usaha budidaya ini. Untuk ukuran wadah larutan tergantung pada ukuran tanaman yang akan dibudidayakan.

3. Media Yang Mudah
Apabila anda lebih memilih memulai usaha ini di rumah, maka anda dapat menggunakan benda-benda di sekitar sebagai tempat budidaya Hidroponik ini. seperti toples, ember, gelas, atau tempat-tempat lainnya akan membantu anda untuk memulai budidaya.
Perlu juga anda pikirkan untuk membungkus wadah-wadah bening dengan melapisinya menggunakan aluminium foil, plastic, maupun cat untuk lebih memastikan cahaya ditolak untuk masuk, jadi memperkecil kemungkinan tumbuhnya lumut. Karena tidak menggunakan media tanah inilah yang dapat memberikan kemudahan lebih bagi anda.

4. Butuh Ketekunan, Mencoba dan Belajar
Dengan ketekunan serta ketelatenan, maka anda akan mendapatkan perjalanan bisnis menunjang masa depan dari penggunaan budidaya Hidroponik ini. Dengan penempatan yang cukup mudah, maka akan menambah keinginan anda memulai usaha satu ini. Keperluan sebagai hiasan juga dapat menjadi salah satu faktor munculnya budidaya Hidroponik menguntungkan ini. pot-pot Hidroponik akan lebih leluasa ditempatkan di sisi rumah mana saja.

5. Bisa Hidup Tanpa Pestisida
Bila anda memiliki lahan yang lebih luas, maka akan lebih membantu dalam melakukan budidaya Hidroponik ini. Karena anda juga akan semakin ditunjang dengan fakta satu ini, jika kebutuhan nutrisi pada tanaman yang budidayanya menggunakan sistem Hidroponik dan dikelola dengan baik, maka bisa jadi pestisida tidak dibutuhkan lagi, maka dampaknya tidak ada residu pestisida yang ada pada pembuangan media airnya.
Contoh Bisnis Tanaman dan Sayuran Hidroponik
Berikutnya kita akan membahas beberapa tanaman yang cocok untuk bisnis ini.

6. Sesuaikan Lahan Dengan Tanaman
Untuk lahan yang cukup luas maupun lahan yang kurang luas pun, anda dapat melihat lagi peluang dari segi tanaman yang dapat tumbuh dengan menggunakan media Hidroponik.
Contohnya saja selada, sawi, selada air, timun, atau sayuran-sayuran hijau lainnya kiranya dapat menjadi referensi bagi anda. Pertumbuhan subur dengan media sederhana mampu memberikan skala khusus bagi pengembang untuk membuatnya sebagai salah satu pilihan prospek masa depan.
Bukan hanya berupa sayuran hijau, seperti cabai dan tomat pun tidak kalah juga. Kedua tanaman ini akan hidup dengan sangat baik menggunakan budidaya Hidroponik.
Secara singkat dapat dipastikan, bahwa tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem Hidroponik maka akan mudah penanganannya apabila mengedepankan kualitas serta kuantitas nutrisi yang didapatkan oleh tanaman melalui aliran air yang sedikit dan efisien.

7. Hidroponik Cabe, Ramai Peminatnya
Hidroponik Cabe
Pemilik restoran dan supermarket sekarang lebih suka memilih tanaman hidroponik salah satu sayuran yang paling banyak di cari adalah cabai. Berikut adalah alasan kenapa tanaman hidroponik ramai peminat.
a. Hemat air untuk mencuci karena tanaman ini tidak terlalu kotor
b. Tidak menggunakan pestisida
c. Higienis karena tidak menyentuh tanah
d. Tidak diserang hama seperti ulat

8. Ada 3 Sistem Hidroponik Yang Paling Terkenal 

a. NFT ( Nutrient Film Technique)
Seperti membuat selokan dari pipa yang dilubangi. Akar tanaman langsung terkena air yang sudah berisi nutrisi hara. Cocok untuk sayuran seperti bayam.

b. Wick System
Mirip NFT, biasanya pipanya tidak dijadikan selokan tetapi dipotong separo. Lalu ditaruh di wadah yang ada air unsur hara dan sekamnya.

c. Air tetes
Menanam di Polybag yang diisi sekam padi. Lalu air bernutrisi hara diatur supaya menetes sedikit demi sedikit.

9. Modal Minim, Untung Menggiurkan
Misalnya Selada. Biaya pembuatan selada per kg : Rp 20.000 sedangkan harga jual ke supermarket adalah Rp 35.000,-. Anda sudah untung 15.000 per kg. Bayangkan jika anda bisa membuat 1 kwintal bahkan 1 ton selada perbulan. Untuk menghasilkan satu ton selada, anda butuh tenaga kerja.

10. Berbisnis Hidroponik Untuk Dijual Sebagai Hiasan
Bahkan dengan semakin berkembangnya zaman, maka kebutuhan manusia kian beragam. Seperti halnya dengan kebutuhan pada tanaman salah satunya sistem Hidroponik. Beberapa orang bukan menggunakan budidaya Hidroponik sebagai pengembang usaha secara global untuk pemenuhan pangan saja.

Beberapa dari mereka justru membuat sistem Hidroponik sebagai hiasan rumah yang menambah kesan mewah namun tetap sederhana. Hal inilah yang semakin memikat para konsumen serta pembuka peluang usaha untuk tetap fokus dalam berkarya.

Karena tidak ada yang tidak mungkin, jika semakin lama sistem Hidroponik akan semakin mendunia karena sistem dan cara yang dapat dipelajari, selain itu tentunya fokus lokasi yang tidak akan mengecewakan bagi konsumen atau pebisnis yang hanya memiliki lahan sempit.

Maka dari itulah, dengan semakin tingginya keinginan elegan serta tetap praktis yang diinginkan pangsa pasar, maka anda dapat mendulangnya dengan pemanfaatan lahan sempit sebagai salah satu sektor masa depan yang gemilang. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.



Read more

Monday, May 9, 2016

Cara Membuat Hidroponik Model System Tetes (Drip Irrigation)

Cara Membuat Hidroponik Model System Tetes (Drip Irrigation)


Membuat hidroponik model system tetes (Drip Irrigation) pada prinsipnya yaitu mengalirkan larutan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus sepanjang waktu. Tetesan tersebut diarahkan pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan. Tetetan larutan nutrisi tersebut dapat diatur agar tidak menggenangi tanaman. System tetes ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram tanaman tetapi dilakukan secara otomatis, terus menerus dan sesuai takaran nutrisinya.

Berikut ini cara membuat hidroponik system tetes :

Peralatan yang dibutuhkan

1. Dripper Set (Dripper, Nipper dan Microtube)
2. Bak Penampungan Nutrisi
3. Pompa
4. Pipa Nutrisi (Polypipe)
5. Polybag
6. Alat Timer

Cara Merakit peralatan diatas

1. Persiapkan Dripper Set (Dripper, Nipper dan Microtube)

2. Siapkan Bak penampungan nutrisi dan pompa airnya, buat lubang untuk aliran air nutrisi dari pompa dan untuk buangan udara.

Hidroponik Model System Tetes

3. Pasang pipa nutrisi (Polypipe) di dekat polybag, panjang pipa/polypipe dan kekuatan pompa disesuaikan dengan kebutuhan.

Hidroponik Model System Tetes

4. Setelah semua terpadang dengan baik, lakukan uji coba (Test Fertigation dengan air biasa), tempatkan gelas plastik di masing-masing ujung dripper, jalankan pompa dan ukur keluaran air selama 5 menit untuk mendapatkan 100 ml, atur sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Hidroponik Model System Tetes

5. Setelah test aliran nutrisi, kemudian test pewaktu (timer), kapan dan berapa lama proses penetesannya.

Hidroponik Model System Tetes

6. Sekarang Systim tetes (Drip Irrigation) sudah siap digunakan. Periksa selalu kebutuhan nutrisinya, peralatan dan aliran nutrisi tersebut, sehingga jika terjadi kendala dapat langsung teratasi.

Hidroponik Model System Tetes

Read more

Sunday, May 8, 2016

Cara Mengendalikan Lumut pada Nutrisi dan Perakaran Tanaman Hidroponik

Cara Mengendalikan Lumut pada Nutrisi dan Perakaran Tanaman Hidroponik


Lumut pada Nutrisi dan Perakaran Tanaman Hidroponik


Berbagai cara untuk menjaga agar larutan nutrisi atau bagian akar tanaman yang ditanam dengan menggunakan metode hidroponik supaya tidak mudah ditumbuhi lumut atau disebut juga alga. Untuk pencegahan yang paling sederhana adalah dengan mencegahnya walaupun ada cara-cara lain yaitu dengan bahan kimia seperti hidrogen peroksida atau bahan lainnya.

Diantara para petani hidroponik ada juga yang menambahkan hidrogen peroksida pada larutan nutrisinya agar larutan nutrisi terjaga dan aman dari pertumbuhan lumut atau alga, gang-gang, akan tetapi apabila bahan kimia tersebut terlalu berlebihan bisa merusak sistem perakaran baru atau tanaman muda yang masih sensitif.

Diperlukan perhatian khusus jika kita akan menggunakan hidrogen peroksida karena kadar atau tingkat presentasinya bisa berbeda-beda, ada yang 3%, 10% bahkan ada yang 35%. Efek samping dari hidrogen peroksida 10% ini dapat membuat kulit rusak, pada tingkat 35% hidrogen peroksida sama seperti asam pekat, jadi harus berhati-hati untuk menanganinya karena cairan tersebut sangat korosif dan sangat berbahaya.

Bahan kimia Hidrogen peroksida (H202) adalah cairan bening agak kental daripada air, merupakan oksidator kuat. Hidrogen peroksida biasa di gunakan oleh manusia sebagai bahan pemutih atau disebut belach, disinfektan, oksidator, dan sebagai bahan roket. Akan tetapi jika dipergunakan dengan kadar 3%-5% saja akan lebih aman dengan dosis dan takaran yang perlu diperhatikan.

Didalam penggunaan penambahan bahan kimia hidrogen peroksida bukan berarti tanaman kita terbebas dari lumut atau alga, karena lumut atau alga bisa tumbuh kembali dalam beberapa waktu dan kita harus menambahkan kembali secara berkala. Alangkah baiknya untuk menghindari penggunaan bahan kimia dan lakukan pencegahan terlebih dahulu. Dan dipastikan semuanya di kontrol dengan baik.

Perlu diingat lumut atau alga, gang-gang bisa berkembang biak pada larutan nutrisi jika bagian larutan terkena sinar matahari langsung. Sebagai pencegahan dipastikan semua bagian aliran baik pada tandon penampung maupun celah-celah seperti pada bagian netpot dan lubang-lubang lainnya terjaga dari cahaya sinar matahari langsung masuk ke larutan nutrisi.

Lumut pada Nutrisi dan Perakaran Tanaman Hidroponik



Read more

Saturday, May 7, 2016

Petani Hidroponik adalah Petani Modern

Petani Hidroponik adalah Petani Modern

Biasanya orang-orang banyak mengartikan bercocok tanam itu identik dengan kegiatan bercocok tanam yang bisa membuat kotor tangan, pakaian, maupun badan kita. Karena seorang petani melakukan pengolahan tanah misalnya membajak, mencangkul, membersihkan gulmu atau rumput, pengairan dan lain sebagainya.

Kegiatan bertani sangat membutuhkan tenaga kasar dan menguras banyak tenaga, Untuk petani yang mempunyai sawah atau lahan yang luas, petani tersebut harus menyiapkan sawahnya sebelum ditanami, petani tersebut harus membersihkan rumput, membajak, menyiapkan benih dan masih banyak lagi untuk proses menanam tersebut. Setelah itu hingga proses pasca panen juga membutuhkan tenaga yang extra.

Pada proses bertani tersebut diatas sudah tentu banyak memakan waktu dan biaya yang sangat banyak. Dan hal itu juga bergantung dengan musim saat menanam, apakah itu musim kemarau atau musim hujan. Dan lebih penting lagi adalah hama yang dapat menyerang tanaman sehingga dapat mengurangi hasil panen.

Cara-cara bertani diatas merupakan bertani secara konvensional, yang masih menggunakan cara tradisional. Karena alasan tersebut diatas ada cara bertani yang lebih praktis, efektif dan efisien.
Bertani hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam modern, karena tidak lagi menggunakan media tanam tanah, Hidroponik artinya Hidro berarti air yang dapat diartikan, bercocok tanam dengan air. Akan tetapi bukan berarti hanya dengan menggunakan air saja sebagai media tanamnya, tetapi juga menggunakan media lain sebagai pendukungnya.

Bertanam hidroponik menggunakan air untuk bertanam yang mengandung nutrisi bagi tanaman. Air tersebut sudah dicampur dengan unsur mikro dan makro yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Unsur mikro dan makro ini bisa dibuat sendiri atau membeli yang sudah jadi berupa pupuk.

Bertani dengan cara hidroponik tidak membuat kotor seperti bertani dengan cara konvensional. Dengan cara hidroponik ini tidak perlu melakukan pengolahan tanah, sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga kasar. Bertani dengan sistem hidroponik ini dapat dilakukan di lahan yang sempit ata dipekarangan rumah.

Jadi bertani dengan sistem hidroponik ini lebih efisien, lebih hemat, dan keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan bercocok tanam secara konvensional, selain itu juga bisa diterapkan dengan lahan terbatas jadi bisa menghemat waktu dan tenaga. Untuk pencegahan hama pada tanaman jadi mudah dikendalikan, Sistem pembibitan sampai proses pasca panen juga sangat mudah mengaturnya karena semua proses sistem hidroponik mempunyai standar yang lebih baik.

Bertani sistem hidroponik sebagai awalnya membutuhkan modal yang lebih besar, namun setelah berjalan, biaya pengeluaran selanjutnya akan lebih hemat lagi. Modal awal yang dibutuhkan untuk membuat sistem tanam, seperti model tetes atau penyiraman otomatis, membuat green house, atau membeli peralatan pendukung lainnya. Pengeluaran tersebut hanya pada awalnya saja, untuk selanjutnya akan terpakai terus dan tidak lagi mengeluarkan biaya atau modal yang banyak.

Cara bertani hidroponik merupakan bertani modern dan lebih praktis, efisien, hemat dan lebih menguntungkan. Anda bisa mencobanya sendiri agar bisa dapat merasakan manfaat dalam bertani hidroponik ini.

sistem tradisional atau konvensional
Membajak sawah sistem tradisional atau konvensional





Hidroponik dengan sistem tetes
Hidroponik dengan sistem tetes

Read more

Sistem Wick atau Sumbu Hidroponik

Sistem Wick atau Sumbu Hidroponik 

Sistem Wick atau Sumbu Hidroponik adalah sistem hidroponik yang paling sederhana dalam bercocok tanam dengan hidroponik. Pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan tentang sistem hidroponik, Sistem Wick atau Sistem Sumbu ini dengan memanfaatkan sumbu untuk mengalirkan air larutan nutrisi ke atas sampai mencapai media tanam dan akar tanaman.

Perkembangannya Sistem Wick atau Sistem Sumbu ini sangatlah banyak variasi dan modifikasinya berikut adalah beberapa contoh dibawah ini :

1. Hidroponik dengan bekas botol minuman mineral
Sistem Wick ini dengan memanfaatkan barang bekas dari botol air minum mineral atau botol plastik bekas sebagai tempat tanam berhidroponik. Untuk pemula kita akan memulai berhidroponik dengan bahan air minum mineral ini agar lebih mudah untuk belajar hidroponik


Hidroponik dengan bekas botol minuman mineral

2. Hidroponik dengan menggunakan bekas kaleng cat
Kaleng plastik bekas cat atau kaleng bekas susu anak juga bisa dimanfaatkan sebagai tanam hidroponik dengan Sistem Wick atau Sistem Sumbu.


Hidroponik dengan menggunakan bekas kaleng cat


3. Hidroponik dengan Menggunakan Pipa Paralon
Berhidroponik dengan menggunakan Pipa Paralon yang ditutup samping kanan atau kirinya. Agar larutan nutrisi tidak tumpah.


Hidroponik dengan Menggunakan Pipa Paralon

4. Memodifikasi Sistem NFT dengan Sistem Wick
Sistem hidroponik ini dengan memodifikasi sedikit dari sistem NFT yang ada dengan sumbu, yang mana tanaman tersebut tidak langsung mengenai larutan nutrisi akan tetapi dibantu sumbu juga untuk menaikkan larutan nutrisi ke akar tanaman.

Read more